Home » » MALEFICENT : Versi Lain Sleeping Beauty

MALEFICENT : Versi Lain Sleeping Beauty

Written By Unknown on Selasa, 23 September 2014 | 00.13

Demam film fantasy tale tengah meningkat saat ini. Beberapa kisah dongeng masa lalu yang sempat populer atau bahkan sudah dibuat dalam bentuk animasi, beberapa tahun terakhir ini diproduksi kembali . Entah itu untuk dibuat ulang, direformasi total, ataupun hanya sekedar dipermak dengan teknologi yang lebih modern. Diawali dengan Alice in Wonderland di tahun 2010. Sebagai film yang disutradari oleh Tim Burton, film ini memang lebih berwarna-warni, megah, meriah tanpa kehilangan unsur gothik yang menjadi khas sang sutradara. Kemudian muncul Snow White and The Huntsman dan Mirror Mirror dengan pendekatan yang sedikit berbeda. Bahkan tahun lalu, animasi Frozen mengalahkan The Wind Rises sebagai film terbaik di ajang oscar. Dan puncaknya, di tahun 2014 ini dunia dongeng kembali menggelontorkan dua film blockbuster yang diantisipasi banyak orang. Maleficent dengan Angelina Jolie sebagai komoditas utamanya dan Into The Woods, kumpulan kisah dongeng yang dibesut sutradara perfeksionis Rob Marshall serta dibintangi oleh legenda akting Meryl Streep dan sederet aktor dan aktris beken saat ini. Tapi itu semua juga tidak akan berhenti di tahun 2014 ini. Beberapa film dengan background fairy tale masih akan terus dibuat dalam beberapa tahun ke depan. Salah satunya adalah Cinderella di tahun 2015 nanti. Film yang disutradarai oleh Kenneth Branagh tersebut akan memasang aktris Lily James sebagai si pemilik sepatu kaca dan jebolan Game of Thrones, Richard Madden sebagai sang pangeran tampan.

Kembali ke Maleficent. Sebagai salah satu film musim panas, versi baru dongeng putri tidur tersebut mengisahkan cerita dari sudut pandang sang peri Maleficent (Angelina Jolie). Tidak seperti cerita dalam Sleeping Beauty maupun kisah-kisah yang lain, Maleficent menceritakan sisi lain kehidupan dari sang peri yang awalnya mempunyai sepasang sayap tersebut.
Diceritakan, sebuah kerajaan Moors adalah negeri yang indah dan damai pada mulanya dengan penghuni-penghuninya merupakan makhluk-makhluk yang aneh dan unik. Maleficent sudah tinggal di kerajaan tersebut sejak kecil sebagai penjaga kerajaan. Ketika kecil ia bertemu dengan bocah laki-laki anak seorang petani bernama Stefan. Pertemua mereka berubah menjadi sebuah persahabatan. Dan semakin erat jalinan persahabatan antara Stefan dan Maleficent menumbuhkan benih-benih asmara yang tidak dapat mereka hindari sampai mereka tumbuh dewasa. Tapi ternyata takdir berkehendak lain. Stefan (Sharlto Copley) sebagai seorang manusia biasa, tidak dapat menepis keinginannya untuk menjadi seseorang yang penting dan berkuasa. Stefan bergabung dalam sebuah pasukan di bawah komando Raja Henry yang berniat menguasai kerajaan Moors. Malangnya pasukan tersebut berhasil dipukul mundur oleh Maleficent dan teman-teman magisnya. Raja Henry kalah dalam duel dengan Maleficent hingga membuatnya terluka parah dan sekarat. Raja bertitah, siapa yang dapat mengalahkan Maleficent maka ia lah orang yang berhak menduduki tahta kerajaan sekaligus menjadi penggantinya. Mendengar hal tersebut, sisi Stefan lain yang tamak dan gila kekuasaan muncul hingga akhirnya membuatnya bertemu dengan Maleficent yang sudah lama tidak ia lakukan. Stefan ternyata punya maksud tersembunyi. Cinta Maleficent yang sangat tulus rupanya dibalas Stefan dengan sebuah pengkhianatan. Stefan memotong kedua sayap Maleficent dan mempersembahakannya kepada raja sebagai barang bukti bahwa ia telah membunuh sang peri moors tersebut. Sementara Maleficent yang mengetahui cinta sejatinya dikhianati oleh orang yang sangat dicintainya membuat hatinya membuta. Hatinya telah berubah sedingin gunung es dan keras membatu. Dendam telah menguasai Maleficent secara mendalam hingga merubahnya menjadi sosok yang menakutkan. Demi membalaskan dendamnya kepada Stefan, Maleficent yang dibantu oleh seekor gagak Diaval (Sam Riley), akhirnya mengutuk putri pertama Stefan yang bernama Aurora. Di ulang tahunnya yang ke-16, Aurora (Elle Fanning) akan tertusuk jarum pintal yang kemudian membuatnya akan tertidur selamanya. Ia tidak akan pernah bisa bangun sampai ada seseorang yang menjadi cinta sejatinya yang menciumnya.

Maleficent adalah film yang didedikasikan khusus untuk sang aktris Angelina Jolie. Tanpa Jolie, mungkin film ini akan terpuruk tanpa kesan apapun. Image, gesture, dan aura sang penyihir tersebut mampu dihadirkan oleh kekasih Brad Pitt tersebut dengan sangat sempurna. Selain itu, porsi Maleficent yang hampir mendominasi keseluruhan film ini membuat penonton semakin terpesona dengan kharisma sang Maleficent. Hampir semua karakter di film ini menjadi termarjinalkan akting dan kapasitasnya. Bahkan sang putri aurora pun sepertinya harus ikhlas kurang mendapat perhatian yang cukup di film ini. Kendatipun Elle Fanning sudah cukup polos, namun sepertinya adik kandung dari Dakota Fanning tersebut masih memiliki kekurangan untuk memerankan sang putri disney yang paling cantik itu. Begitu pula dengan Sam Riley dan Juno Temple yang masing-masing berperan sebagai Diaval dan salah satu peri Thistletwit seperti hanya tempelan saja. Sedikit lebih baik, Aktris veteran Inggris Imelda Staunton berhasil memberikan aksen yang ceria terhadap karakter peri Knotgrass yang ia perankan. Ditangan aktris yang dulu pernah memerankan Profesor Umbridge dalam seri Harry Potter itu, Peri Knotgrass menjadi salah satu karakter yang paling mencuri perhatian lewat gaya bicara, celetukannya, kepolosan dan tingkahnya yang cukup kocak. Begitu pula dngan Sharlto Copley. Kendatipun ini bukan salah satu peran terbaiknya, paling tidak aktor yang melejit lewat District 9 itu sudah cukup berhasil membuat stefan menjadi salah satu karakter yang bisa dibenci oleh penonton. Tidak mengejutkan bagi Copley, mengingat tahun lalu ia juga cukup oke ketika memerankan villain dalam Elysium bersama Matt Damon. Ekspresinya yang dingin serta tatapan matanya yang tajam sukses ia munculkan dalam sesosok raja yang penuh dendam.

Dari segi naskah, sudah tidak bisa dipersalahkan lagi. Demi menarik ribuan penonton remaja dan anak-anak, naskah film yang ditulis oleh Linda Woolverton ini memang sengaja dibuat setipis mungkin. Hal ini diperparah dengan blunder kisahnya di akhir film. Berdalih ingin memposisikan sang peri penyihir menjadi sosok yang perjalanan hidupnya tragis dan memilukan, sang sutradara Robert Stromberg membuat penyelesaian yang cukup mengagetkan khususnya bagi penonton yang mengikuti kisah putri tidur yang lain. Sedikit penawar, hal lain dari film yang musiknya digubah oleh James Newton Howard ini bisa menjadi hiburan, yakni visual effectnya. Meskipun tidak segempita Alice in Wonderland, sinematographer Dean
Sempler sudah cukup sukses menghadirkan gambaran negeri dongeng yang luar biasa indah, dipenuhi hal-hal mistis dan magical, serta tanpa kehilangan sense of dark nya yang merupakan elemen sang penyihir. Bersama dengan bagian penata seninya, bukan tidak mungkin Sempler akan masuk menjadi nominator di piala oscar tahun depan.
Maleficent jelas tontonan yang akan membuat anak-anak dan remaja berdecak kagum dengan tampilannya yang menawan, karakter-karakter yang lucu dan nyentrik, serta warna-warni yang indah. Dan bagi para orang tua, tidak dilarang untuk tidur sesaat ketika menonton film ini tanpa harus takut ketika disuruh menceritakan ulang cerita tersebut oleh sang anak.

Judge
Naskah : 4/10
Akting : 6/10
Teknis : 7/10
Ending : 5/10
Keseluruhan : 5/5
Share this article :

0 komentar :

Postingan Populer

Random Post

 
Support : partner1 | partner2 | partner3
Copyright © 2013. MOVIE WORLD - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger