Home » » House At The End Of The Street : Thriller Remaja Ber-twist Ending

House At The End Of The Street : Thriller Remaja Ber-twist Ending

Written By Unknown on Senin, 01 September 2014 | 00.03


Jennifer Lawrence adalah salah satu aktris muda terbaik yang dimiliki Hollywood saat ini. Dengan usia yang masih relatif muda, ia telah menjelma menjadi salah satu aktris watak yang mampu menghidupkan tiap karakter yang ia mainkan dengan baik serta punya sense yang tinggi dengan karakter tersebut. Dari 3 nominasi piala oscar yang pernah ia raih, satu diantaranya berhasil ia menangkan, yakni dalam film Silver Linings Playbook. Dalam film garapan sutradara David O'Russell itu, Lawrence memerankan karakter seorang janda  bernama Tiffany yang menjalin hubungan dengan seorang pria yang juga pengidap bipolar bernama Patrick (Bradley Cooper). Akting J-Law di situ memang sangat luwes, natural, dan ringan dengan pendalaman emosi yang brilian.

Jauh sebelum Larwence menjelma menjadi aktris muda berkaliber oscar seperti saat ini, seperti halnya aktris-aktris muda yang lain, Lawrence juga mencoba film remaja bergenre horror/thriller. House at The End of The Street adalah awal mula dari seorang Jennifer Lawrence sebelum dikenal seperti saat ini. Dalam film bergenre thriller tersebut, Lawrence memerankan karakter seorang gadis berusia 17 tahunan bernama Elissa. Elissa adalah seorang remaja wanita yang pindah dari Chicago ke State Park bersama ibunya. Menyewa sebuah rumah di tengah hutan, Elissa dan ibunya, Sarah Cassidy (Elisabeth Shue) membuatnya bertetangga dengan seorang remaja pria yang hanya tinggal sendirian di sebuah rumah yang cukup besar yang bernama Ryan Jacobson (Max Thieriot). Ryan adalah satu-satunya keturunan dari keluarganya yang tersisa. Adiknya dikabarkan menghilang setelah secara brutal menghabisi kedua orang tuanya dengan menggunakan martil. Adiknya yang diketahui bernama Carrie Anne (Eva Link) menjadi teror sekaligus isu yang masih menjadi tanda tanya kebenarannya bagi penduduk sekitar. Sebuah kejadian membuat Elissa dan Ryan bertemu dan berkenalan. Semakin mereka berdua menjadi akrab, semakin muncul pula beberapa rahasia serta misteri yang mulai terkuak dari kehidupan Ryan yang dikenal warganya sebagai seorang yang jarang bergaul, penyendiri, dan misterius. Ada apa sebenarnya dengan Ryan, dan bagaimana nasib serta kejadian pada saat keluarganya dibunuh, serta bagaimana pula kisah adiknya Carrie Anne...? Itu semua menjadi pertanyaan dan teka-teki yang coba dipecahkan oleh film ini dalam durasi sekitar 100 menit.

House at The End of The Street  merupakan film thriller pada umumnya. Temanya serupa. Formulanya juga sama. Seperti biasa, film diawali dengan perkenalan para tokoh utamanya yang biasanya kalo bukan seorang gadis remaja yang cantik adalah seorang pria yang cute. Dalam film ini Elissa adalah gadis cantik dan seksi tersebut. Kemudian muncul masalah akibat situasi di mana tokoh utamanya tersebut berada. Kemudian muncul sosok-sosok misterius. Selanjutnya adalah rasa penasaran tokoh utamanya terhadap seseorang ataupun keadaan yang aneh di sekelilingnya. Lalu muncul penjelasan-penjelasan mengenai situasi-situasi yang aneh sebelumnya itu. Di bagian ini biasanya merupakan puncaknya musik-musik yang keras, adegan berlari dan kejar-kejaran, ceceran darah, dan pembunuhan. Dan bagian paling akhir berikutnya adalah kesimpulan yang biasanya ditutup dengan happy ending.

House at The End of The Street sebetulnya mempunyai jalinan kisah yang cukup menjanjikan. Sayangnya alur film ini terasa membosankan dan sangat lambat. Cerita tentang Carrie Anne yang misterius harusnya bisa lebih digali lagi untuk menciptakan kengerian yang lebih baik. Twist yang ada juga kurang menggigit. Entah karena plotnya yang terlalu lame atau karena memang unsur thrill dalam film ini kurang dimaksimalkan. Musik pendukung yang kurang seram, tokoh antagonis yang terlalu cantik, dan tensi adegan thrillernya yang kurang menggedor. Pun demikian penampilan aktor aktrisnya sudah cukup baik. Jennifer Lawrence sudah mengawali karier kebintangannya dengan baik. Dalam film ini ia mampu menampilkan ekspresi kepenasaran seorang tanpa menghilangkan sifat dan tabiat asli para remaja pada umumnya. Cast lain yang patut mendapat kredit sendiri adalah Elisabeth Shue. Dalam perannya sebagai seorang ibu, Shue sudah dibilang berhasil menghadirkan karakter seorang ibu yang angat mengayomi anak gadis satu-satunya tersebut, dengan penuh rasa khawatir, sayang dan ke'kepoan'nya dengan cukup berlebih. Meskipun bukan penampilan terbaik dari keduanya, namun permainan akting mereka berdua sudah cukup memberi House at The End of Street ini kesan yang lumayan impresive.

Terlepas dari plus dan minus yang ada, film drama thriller garapan sutradara Mark Tonderai ini sudah bisa memberikan sedikit hiburan. Ini memang bukan film thriller setegang Panic Room ataupun semencekam The Silence of The Lambs. Tokoh antagonis dalam film ini juga tidak semenakutkan Freddy Krueger ataupun Sadako. Unsur Psikopathnya juga jangan berani-berani dibandingkan dengan Norman Bates dalam Psycho, ataupun Christian Bale dalam American Psycho. Namun, ini adalah film thriller khas remaja seperti pada umumnya yang menjual teriakan-teriakan, kejar-kejaran, aktor dan aktris seksi yang enak ditonton, serta cerita yang terlalu klise dan standar
. House at The End of The Street adalah film favorite remaja di jamannya yang memperkenalkan sosok Jennifer Lawrence ke jalan kebintangannya seperti sekarang.

Judgement
Naskah : 4/10
Akting : 6/10
Teknis : 4/10
Ending : 5/10
Keseluruhan : 5/10
Share this article :

0 komentar :

Postingan Populer

Random Post

 
Support : partner1 | partner2 | partner3
Copyright © 2013. MOVIE WORLD - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger